Contoh dan penerapan gelombang

Tsunami
Tsunami adalah kata yang berasal dari Jepang dan terdiri atas dua kata yaitu tsu (atas) yang berarti harbor dan nami (bawah) yang berarti wave. Jadi tsunami dalam bahasa inggrisnya disebut ”harbor wave” . Kenapa disebut harbor wave atau gelombang pelabuhan? Apakah tsunami ini memang hanya terjadi di harbor atau pelabuhan saja? Alasan kenapa tsunami disebut ”harbor wave” adalah karena gelombang tersebut mempunyai dampak yang sangat menghancurkan pada daerah-daerah pantai yang relatif rendah di Jepang. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 - 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.

Penyebab tsunami
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah gempa yang terjadi di dasar laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km, magnitudo lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis penyesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun.

Proses terjadinya tsunami

Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu :

1. Gempabumi
Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut :
1 Sumber gempabumi berada di laut
2 Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3 Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4 Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami

Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.

2. Land Slide (Tanah Longsor)
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.

3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain.

Mengapa tsunami di pinggir lebih besar daripada di tengah ?

hal tersebut terjadi karena setelah terjadi gempa di dasar laut, air laut menuju ke pinggir,ketika naik ke daratan gelombang tersebut berbalik arah dengan kecepatan yang lebih kecil dan bertabrakan dengan gelombang yang baru datang,sehingga terbentuk gelomang yang lebih besar.

0 Response to "Contoh dan penerapan gelombang"

Posting Komentar